Jelang Ramadhan, Gepeng(Pengemis) Bisa Kantongi Rp200 Ribu/hari

Menjelang puasa Ramadhan, gepeng (gelandangan dan pengemis) menyerbu Jakarta. Mereka umumnya dikerahklan oleh sindikat dari daerah. Sebab itu, aparat Dinas Sosial (Dinsos) DKI segera memburu pemasok gepeng tersebut.

“Kami akan buru pemasok gepeng tersebut. Tim sudah kita bentuk,” kepala Dinsos DKI Jakarta.

Menurut kepala Dinsos DKI , gepeng yang ada di Jakarta umumnya dikerahkan sindikat dari daerah. “Sejumlah kawasan saat ini sudah kita target,”

Ia memperkirakan dari pasokan gepeng ke Jakarta, sindikat memperoleh banyak keuntungan. Dari hitungan kasar, diperkirakan tiap tahun uang masyarakat yang diberikan ke gepeng mencapai Rp 800 miliar. Separoh dari penghasilan gepeng tersebut masuk ke kantong sindikatnya.

Hitungan tersebut berdasarkan kepada fakta. Dari penelitian, saat terkena razia pukul 16:00 Wib, seorang gepeng sudah mengantongi Rp 200 ribu-600 ribu/orang. Bila jumlah gepeng diperkirakan mencapai 6.000 orang, maka uang yang diberikan masyarakat untuk gepeng mencapai Rp 1,2 miliar tiap hari. Bila satu tahun akan mencapai Rp 448 miliar.

“Ini bila satu orang mendapat Rp 200 ribu/hari. Separoh dari jumlah tersebut masuk kantong sindikat,” tandasnya.

Dengan angka-angka tersebut, maka berapapun dana yang duigunakan untuk menertibkan gepeng, tidak akan pernah tuntas. “Jadi bila ingin Jakarta bersih gepeng maka warga mulai membiasakan tidak memberi uang kepada mereka di jalan, tapi berikanlah pada tempat yang sudah ada,” katanya.

Dengan cara tersebut, pemda akan bisa melakukan pembinaan. “Sehingga program yang diberikan saat pembinaan di panti bisa berguna dan secara bertahap bisa mengurangi gepeng atau penyandang masalah sosial lainnya (PMKS),” katanya.

Sementara itu, Maringan Pangaribuan, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, meminta agar penertiban segera dilakukan. “Jangan hanya akan-akan, tetapi segera dilaksanakan. Tapi tentu dengan cara yang manusiawai,” tandasnya.

Modus gepeng di kawasan DKI dan sekitarnya, sebagian besar dikoordinir oleh orang yang ingin memanfaatkan mereka. Mulai dari pemberangkatan dari daerah asal (pemasok gepeng-red) hingga penyebaran gepeng ke lokasi-lokasi strategis di Jakarta. Misalnya perempatan lampu merah, rumah ibadah dan perumahan-perumahan.

Biasanya mereka turun di stasiun KA. Kemudian diangkut dan diturunkan di lokasi-lokasi tertentu. Bila malam hari kembali dijemput oleh `koordinatornya`. Gepeng musiman ini telah menyediakan `pakaian khususnya` di tas. Setelah di stasiun atau di terminal, mereka baru mengenakan baju yang kumal.

Beberapa hari lalu, Pemda DKI melalui dinas terkait akan melancarkan razia kepada pemberi sedeqah di lampu merah. Bila kedapatan melanggar akan dikenakan sanksi berupa ancaman penjara dan denda.

.

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO